Akankah Pj Gubernur Aceh Khianati Mualem, Ini Kata Ketua DPR Aceh

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Zulfadli saat bersama Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah ketika melakukan kunker di Bendungan Krueng Keureuto, Paya Bakong, Aceh Utara pada 30 April 2024 lalu.

ASPOST.ID- Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah dikabarkan akan ikut serta mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Aceh dalam Pilkada 2024. Jika itu benar, maka Bustami siap-siap untuk melawan Mualem yang diusung Partai Aceh sebagai Calon Gubernur saat berlangsung pesta demokrasi rakyat lima tahun sekali.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Zulfadli alias Tengku Abang, menyampaikan, penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, seharusnya mengundurkan diri dari jabatan jika ingin maju pada Pemilihan Kepala Daerah Aceh 2024. Dia sebetulnya dapat menunjukkan sikap sebagai seorang pemimpin.

“Jangan sampai dia menggunakan semua fasilitas negara untuk menunjang ambisinya menjadi Gubernur Aceh,” kata Zulfadli, Kamis, 18 Juli 2024.

Zulfadli mengatakan hingga saat ini belum ada surat pengunduran diri dari penjabat gubernur kepada DPR Aceh secara resmi sambil membawa tiga nama sebagai pengganti. Namun di banyak daerah, spanduk yang berisi dukungan bagi Bustami untuk mencalonkan diri terus bersebaran.

Rencana Bustami untuk maju sebagai calon gubernur juga dinilai Zulfadhli mengkhianati perjanjian.

Zulfadli mengatakan saat awal diusulkan, Bustami berjanji untuk memberikan perhatian penuh hanya pada dua hal, yakni pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 2024 dan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatra Utara.

Sebagai aparatur sipil negara dan penjabat gubernur, seharusnya Bustami menjaga diri untuk tidak berpolitik dan berpolitik praktis. Kalau ingin berpolitik, dia seharusnya mundur dari penjabat gubernur dan status aparatur sipil negara.

Zulfadli mempertanyakan dukungan dari mana yang dijadikan alasan Bustami untuk maju. Seorang kandidat kepala daerah seharusnya mendapatkan dukungan dari rakyat untuk maju.

Namun saat ini satu-satunya modal untuk Bustami maju adalah “restu” dari pejabat-pejabat penting dan pengurus partai politik di Jakarta. Sebagai gantinya, jika kelak Bustami terpilih, maka konsesi tambang di Aceh akan diserahkan kepada orang-orang yang memberikan Bustami perahu untuk berlaga di pilkada.

“Ini tidak perlu orang pintar untuk mengetahui hal ini. Menjual konsesi tambang adalah tindakan lazim di banyak pilkada,” kata Zulfadli

Zulfadhli juga menyayangkan sikap ambigu Bustami Hamzah. Saat didorong menjadi penjabat gubernur, Ketua Partai Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, hanya meminta Bustami untuk menyukseskan dua agenda besar, Pilkada Aceh dan PON Aceh-Sumut.

Zulfadhli mengatakan sebagai seorang pria, Bustami harus menjaga amanah itu dengan tidak cawe-cawe, atau bahkan terlibat langsung dalam pilkada. “Kalau benar-benar maju, dia harus mundur. Sesekali, jadilah pria yang perkataan dan perbuatannya sama. Jangan munafik,” kata Zulfadhli.

Zulfadli mengatakan Aceh adalah daerah yang seharusnya dirawat dengan nilai-nilai kejujuran. Zulfadli mengatakan Aceh tidak bisa dijadikan dagangan kepentingan pusat yang berusaha meletakkan agen-agen mereka di Aceh tanpa mempertimbangkan kesejahteraan rakyat Aceh.

Hingga berita ini diunggah, belum ada tanggapan Bustami Hamzah terkait pernyataan Zulfadli tersebut. Pesan singkat yang dikirim ke nomor whatapp-nya belum dibalas. (ajnn/asp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here