ASPOST.ID- Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto mengungkapkan bahwa para warga binaan di salah satu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Aceh Tamiang terpaksa dilepas ketika banjir besar melanda wilayah tersebut pada 26 November 2025. Keputusan itu diambil setelah air bah menggenang hingga mencapai bagian atap bangunan lapas.
“Ada satu lapas di Tamiang yang karena air sudah sampai ke atap, para warga binaannya terpaksa dikeluarkan dengan alasan kemanusiaan,” ujar Agus di halaman kantornya, Jakarta Selatan, Jumat, (5/12).
Agus tidak merinci jumlah warga binaan yang dikeluarkan. Ia menyebut hingga kini pemerintah belum mengetahui keberadaan mereka karena situasi di lokasi masih sangat darurat dan belum memungkinkan untuk dilakukan pendataan ulang.
“Keputusan ini murni atas dasar kemanusiaan. Kalau tidak dilepas sementara dan air sudah sampai ke atap, justru kami yang akan disalahkan,” kata Agus.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra terus bertambah. Hingga Kamis, 4 Desember 2025 pukul 16.00 WIB, jumlah korban tewas mencapai 836 orang.
“Sampai sore ini, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa,” kata Kepala BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers daring melalui kanal YouTube BNPB, Kamis sore.
BNPB merincikan sebaran korban meninggal sebagai berikut:
Aceh: 325 orang meninggal, 170 orang hilang
Sumatera Utara: 311 orang meninggal, 127 orang hilang
Sumatera Barat: 200 orang meninggal, 221 orang hilang
Selain itu, sebanyak 518 jiwa dinyatakan hilang dan sekitar 2.700 orang mengalami luka-luka akibat bencana tersebut. (asp)
