ASPOST.ID- Dua dekade pasca tercapainya perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), semangat rekonsiliasi dan refleksi kembali menggema dari jantung Serambi Mekkah.
Ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat dan ASN serta non ASN memadati Masjid Agung Islamic Centre Lhokseumawe, Kamis malam (14/8), dalam peringatan Malam Zikir Perdamaian yang diselenggarakan secara khidmat dan menyentuh.
Lantunan zikir yang dipimpin Tgk. Munzir beserta timnya menggema syahdu, mengalun bersama doa-doa yang dipanjatkan untuk keselamatan, kemajuan, dan keberkahan Tanah Rencong. Dalam suasana penuh kekhusyukan, para jamaah larut dalam perenungan atas perjalanan panjang dan penuh pengorbanan menuju damai yang kini dinikmati bersama.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH., MH, bersama jajaran Forkopimda, pimpinan DPRK, pejabat eselon, serta para ASN Pemko Lhokseumawe.
Kehadiran mereka yang berbaur tanpa sekat dengan masyarakat mencerminkan semangat kolektif untuk menjaga perdamaian yang telah diperjuangkan.“Damai ini adalah amanah yang mahal. Ia lahir dari keberanian untuk memaafkan, kekuatan untuk berubah, dan keyakinan bahwa masa depan bisa lebih baik dari masa lalu,” ujar Wali Kota Sayuti dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa perdamaian sejati bukan sekadar absennya kekerasan, melainkan juga hadirnya keadilan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, kesejahteraan, serta partisipasi bermakna dalam pembangunan.
Acara yang bertepatan dengan 20 tahun penandatanganan Nota Kesepahaman Helsinki itu ditutup dengan doa bersama dan salat Isya berjamaah. Malam itu, gema zikir perdamaian tak hanya menjadi penanda masa lalu yang harus dikenang, tapi juga menjadi peneguh tekad untuk terus menjaga dan mewariskan damai bagi generasi Aceh yang akan datang. (asp)
