ASPOST.ID- Masyarakat Aceh baru-baru ini dihebohkan dengan video yang beredar luas dimedia sosial (Medsos) pernyataan Ketua DPRA, Zulfadhli secara lantang menyalahkan Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah terkait pengangkatan Plt Sekda Aceh, Alhudri.
Video itu viral dimedia sosial. Bahkan, kini antara politisi Partai Aceh dengan politisi Partai Gerindra saling serang dimedia. Apalagi, politisi Gerindra membelah Ketua Gerindra Aceh, Fadhlullah yang juga wakil gubernur Aceh dipihak benar.
Pernyataan lantang Ketua DPR Aceh itu disampaikan, ketika Rapat Paripurna Pengucapan Sumpah dan Pelantikan Wakil Ketua DPR Aceh, Ali Basrah dari Fraksi Partai Golkar periode 2024-2029, Jumat 21 Februari 2025.
“Seharusnya, Ketua DPR Aceh Zulfadhli jangan langsung mengeluarkan pernyataan yang seolah-olah Wakil Gubernur Aceh bermain terkait pengangkatan Plt Sekda Aceh. Akhirnya, kini telah terjadi kegaduhan antara eksekutif dengan legislatif dan para politisi Partai politik di Aceh,”terang Koordinator Lembaga Sipil Aceh (Kolsa) Tgk. Sulaiman Daud akrab disapa Tgk. Lhok Weng, dalam keterangannya kepada aspost.id, Ahad, 23 Februari 2025.
Menurut Tgk. Lhok Weng, alangkah baiknya Ketua DPRA sebagai politisi Partai Aceh dapat langsung bertanya kepada Gubernur Aceh, H.Muzakir Manaf akrab disapa Mualem yang juga ketua Ketua Umum DPA Partai Aceh, terkait penunjukan Plt Sekda Aceh, Alhudri.
“Kami sangat menyayangkan sikap Ketua DPRA yang bersuara lantang menyangkut Plt Sekda. Saat ini, rakyat Aceh sedang menonton bagaimana dewan-dewan terhormat dapat menyelesaikan permasalahan yang ada secara dewasa,”kata Tgk. Sulaiman Daud.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya menginginkan Ketua DPRA Zulfadhli bersuara lantang untuk memperjuangkan atau membela hak-hak rakyat Aceh serta kewenangan Aceh sesuai MoU Helsinki RI-GAM.
Ia mencontohkan, dalam tahun 2025 ini, Pemerintah Pusat telah memotong dana untuk Aceh mencapai 317,3 miliar. Dengan rincian, dana Otsus Rp 156 miliar, DAK Fisik Rp 104,2 miliar, dan DAU Rp 56,3 miliar.
“Lalu kemana Ketua DPRA, kenapa tidak bersuara lantang, tapi hanya bisa dia diam seribu bahasa. Cukuplah jangan lagi bersandiwara dengan rakyat Aceh, pergunakan kewenanganmu untuk membela rakyat, jangan lagi berbuat gaduh dengan nada ancam mengancam,”ucapnya. (asp)
