ASPOST.ID- Peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-49 digelar secara khidmat di Lapangan Voli Gampong Meunasah Manyang, Kemukiman Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, pada Kamis (4/12/2025). Upacara dimulai pukul 07.30 WIB dan dipimpin oleh Pang Yasir, yang bertindak sebagai inspektur upacara mewakili Panglima Ableh yang berhalangan hadir.
Rangkaian acara diawali laporan keumeundan upacara serta lantunan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat Badar oleh Tgk. Ikhsan. Selanjutnya, salah seorang aneuk syuhada, Riyanti Asgadi sekaligus mantan Anggota DPRK Aceh Utara 2014–2019 menyerahkan pusaka Alam Bintang Buleun kepada inspektur upacara. Riyanti merupakan putri dari almarhum Meuntroe Asgadi, yang gugur di Gunung Halimon.

Pusaka tersebut kemudian diserahkan kepada tiga petugas pengerek bendera yang merupakan pejuang berseragam militer. Saat bendera Alam Bintang Buleun dikibarkan, Ketua DPRK Lhokseumawe Faisal Haji Isa sekaligus Ketua Partai Aceh Kota Lhokseumawe, mengumandangkan azan secara merdu, menambah suasana upacara semakin khidmat.
Setelah bendera berkibar, Wakil Panglima Wilayah Kuta Pase yang juga Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Saini POM, membacakan Makloemat Wali Nanggroe. Upacara kemudian dilanjutkan dengan amanat dari Pon Pang, Majlis Wilayah Kuta Pase sekaligus Ketua DPRK Lhokseumawe periode 2009–2014, yang memberikan arahan kepada seluruh peserta, undangan, dan simpatisan yang hadir.
Prosesi dilanjutkan dengan penurunan bendera Alam Bintang Buleun yang kembali diiringi lantunan iqamah oleh Faisal Haji Isa. Doa penutup dibacakan oleh Tuha Peut Wilayah Kuta Pase, Tgk. Hasbullah. Tepat pukul 09.30 WIB, keumeundan upacara melaporkan bahwa seluruh rangkaian Milad Atjeh Mardeka ke-49 telah selesai. Inspektur upacara meninggalkan lapangan bersama jajaran pimpinan Wilayah Kuta Pase.

Acara kemudian berlanjut dengan kegiatan santunan anak yatim dan ditutup pada pukul 10.04 WIB.
Juru Bicara KPA Kuta Pase, Halim Abe, mengingatkan agar momentum peringatan ini tidak hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi juga mendorong komitmen nyata dari seluruh pihak.
“Jangan jadikan momentum Milad ini sebagai bentuk harapan semata. Kita sudah terlalu lama berharap tanpa tindak lanjut. Yang penting adalah aksi nyata, pembuktian, keseriusan para pihak, dan ketegasan pemerintah pusat dalam penyelesaian kewenangan Aceh,” tegasnya. (asp)

