ASPOST.ID- Pembangunan bendungan irigasi Krueng Pase, di Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, membutuhkan dana sebesar Rp 135 miliar. Selama ini irigasi itu untuk menyuplai air ke 8.922 hektar areal sawah petani di 9 kecamatan. Untuk pembangunan sarana dan prasarana irigasi tersebut menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Pusat.
Kepala Bidang (Kabid) Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara, Jafar ST, mengatakan, butuh dana besar untuk pembangunan bendungan irigasi Krueng Pase.
“Jadi kalau dalam perencanaan butuh dana Rp 135 miliar guna membangun bendungan irigasi Krueng Pase secara keseluruhan,”kata Jafar ST, kepada wartawan di Lhokseumawe, belum lama ini.
Jafar menyebut, selama ini untuk penanganan terhadap bendungan irigasi Krueng Pase pasca jebol pada tahun 2008 silam, dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara. Namun hanya sebagian kecil yang tertangani, yakni pada kantong lumpur sebelah kiri dan sebelah kanan serta pemancangan tumpuk bendung.
Sedangkan, untuk tahap pelaksanaan secara permanen dan menyeluruh pihaknya masih terkendala dengan regulasi. Dimana irigasi Krueng Pase merupakan wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Pusat. “Maka dalam hal ini kita selaku Pemkab Aceh Utara tetap berupaya mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menuntaskan mulai dari bangunan utama sampai ke jaringan irigasi,”pintanya.
Menurutnya, upaya yang telah dilakukan pihaknya selama ini seperti mengusulkan pembangunan lewat forum Musrenbang, baik Musrenbang Provinsi maupun Musrenbang Nasional. Tanpa dukungan dan bantuan dari Pemerintah Pusat sehingga tidak mungkin pembangunan bendungan irigasi Krueng Pase dapat terlaksana.
Untuk diketahui bendungan Krueng Pase mulai dibangun sejak tahun 1931 silam oleh Pemerintahan Belanda. Tepatnya, pada April 2008 lalu bendungan jebol akibat dihantam banjir bandang. Kemudian, dilakukan penanganan darurat dengan membangun benteng beronjong dan fasilitas lainnya. (as2)
