ASPOST.ID – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan, rencana pasokan vaksin Sinovac oleh pemerintah adalah sebagian besar diutamakan untuk dosis kedua.
“Hal ini dikarenakan sesuai peta jalan saat ini bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, Moderna serta Novovak yang akan mensuplai kebutuhan di semester kedua seperti yang disampaikan dari awal,” katanya ketika dihubungi BeritaSatu, Sabtu (4/12/2021).
Diungkapkan, tahun ini vaksin yang sudah dipasok dalam bentuk bulk maupun jadi sebanyak 312 juta dosis. Sementara kebutuhan vaksin tahun depan yang sudah direncanakan untuk dosis ketiga lanjut usia (lansia) dan masyarakat penerima bantuan iuran (PBI) BPJS serta anak usia 6 tahun-12 tahun totalnya mencapai 250 juta dosis.
“Untuk masyarakat yang menolak menggunakan vaksin non-Sinovac, nantinya akan kami edukasi bahwa saat pandemi ini ada baiknya menggunakan vaksin apapun jenisnya karena vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia. Jadi sifatnya akan edukasi dan persuasif untuk mau menggunakan vaksin lain yang tidak menjadi pilihannya,” ungkap dr Nadia.
Oleh karena itu, contingency plan pemerintah terkait kebutuhan vaksin, tidak ada ada pembatalan perjanjian terhadap pengadaan vaksin. Hal ini dikarenakan pemerintah harus memastikan ketersediaan vaksin, di tengah jumlah vaksin yang terbatas secara global.
Terkait adanya desakan atau imbauan booster atau vaksin dosis ketiga, dr Nadia menegaskan saat ini belum ada kebijakan tentang hal tersebut. Untuk teknisnya juga masih disusun, apakah nanti menggunakan platform yang sama atau berbeda karena setiap sasaran juga mendapatkan vaksin tidak hanya jenis Sinovac.
“Saat ini jumlah vaksin terbilang terbatas dan kita tahu untuk kebutuhan vaksinasi anak diatas usia 6 tahun saja sampai saat ini belum dapat dipenuhi. Jadi untuk masyarakat yang saat ini sudah menjadi sasaran vaksinasi, harus segera mau divaksin dengan merek apapun dan tidak menundanya demi kebaikan bersama,” pungkas Nadia. (BeritaSatu/Aspost)