ASPOST.ID- Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe melalui Baitul Mal bekerja sama dengan Yayasan Islamic Relief Indonesia, membangun 50 unit rumah layak huni bagi keluarga dhuafa. Program kemanusiaan itu merupakan kelanjutan dari Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang telah dilakukan sebelumnya di kantor pusat Islamic Relief di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Sosialisasi program berlangsung pada Sabtu pagi (2/8) di Oproom Kantor Wali Kota Lhokseumawe. Acara itu menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH., MH, CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, dan Ketua Dewan Pengawas Syariah Islamic Relief, Prof. Muhammad Said.
Dalam kegiatan itu, turut hadir Ketua MPU Lhokseumawe, Tgk.H.Abubakar Ismail, Plt Sekda Lhokseumawe A.Haris, Asisten I Setdako
M.Maxalmina dan Anggota DPRK Lhokseumawe Nurbayan serta unsur terkait lainnya.
Dalam pemaparannya, para narasumber mengenalkan pendekatan Islamic Ultra Poor Graduation (IUPG) sebuah strategi pengentasan kemiskinan ekstrem secara bertahap dan berkelanjutan. Konsep ini mendorong para mustahik (penerima zakat) agar kelak menjadi muzakki (pembayar zakat), sekaligus membangun kemandirian ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Kami ingin membuktikan bahwa zakat bukan hanya solusi sesaat, tetapi bisa menjadi instrumen kuat untuk mengubah kehidupan masyarakat miskin secara permanen,” ujar Dr. Sayuti Abubakar.
Langsung Tinjau Lokasi, 3 Warga Jadi Penerima Pertama
Usai acara, rombongan melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan rumah tahap awal. Tiga warga yang telah ditetapkan sebagai penerima manfaat adalah Ruqayah warga Cot Girek Kandang, Fakhrurrazi warga Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua dan Suryani warga Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu.
Wali Kota menegaskan, seluruh bantuan rumah disalurkan tanpa pungutan biaya. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang mengatasnamakan pemerintah untuk meminta bayaran.

“Jika ada yang meminta uang dengan mengatasnamakan Pemko atau Baitul Mal, segera laporkan. Ini program untuk rakyat miskin dan harus diberikan secara gratis,” tegasnya.
Rp4,5 Miliar untuk 50 Rumah, Dana Langsung ke Rekening Warga
Dari sisi teknis, CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja menjelaskan bahwa proses pembangunan akan berlangsung selama enam bulan.
Masing-masing penerima manfaat juga akan menerima Rp16 juta dalam bentuk tunai yang langsung ditransfer ke rekening pribadi, sebagai biaya untuk tukang dan tenaga kerja.
Rincian pembiayaan per unit rumah:
Baitul Mal Kota Lhokseumawe: Rp25 juta (total Rp1,25 miliar)
Islamic Relief Indonesia: Rp65 juta (total Rp3,25 miliar)
Total anggaran per unit mencapai Rp90 juta, dan untuk 50 unit rumah keseluruhan anggaran mencapai Rp4,5 miliar.

Zakat sebagai Tanggung Jawab Sosial Korporasi
Wali Kota juga mengajak lebih banyak perusahaan untuk menyalurkan zakatnya melalui Baitul Mal.
“Ke depan, kami ingin perusahaan-perusahaan juga berkontribusi. Zakat jangan hanya dilihat sebagai kewajiban individu, tetapi juga sebagai tanggung jawab sosial korporasi,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Muhammad Said menekankan pentingnya kolaborasi dalam program ini sebagai model nasional untuk integrasi zakat, penguatan sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
“Program ini diharapkan menjadi percontohan nasional dalam menekan kemiskinan ekstrem secara signifikan dan berkelanjutan,” pungkasnya.(asp/ril)
