Diskusi Publik Refleksi 14 Tahun Perdamaian Aceh

SAMPAIKAN MATERI- Tgk Khaidir Abdurrahman, SIP.MA selaku tokoh politik yang juga anggota DPR-RI periode 2014-2019 menyampaikan materi Diskusi Publik Refleksi 14 Tahun Perdamaian Aceh yang diadakan oleh HMI Cabang Lhokseumawe- Aceh Utara, di Aula Setdako Lhokseumawe, Rabu kemarin.

ASPOST.ID– Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Lhokseumawe-Aceh Utara mengadakan diskusi publik terkait dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Aceh pasca 14 tahun Perdamaian.  Kegiatan itu berlangsung di Aula Setdako Lhokseumawe, Rabu kemarin.

Diskusi publik ini menghadirkan pemateri yakni Tgk Khaidir Abdurrahman, SIP.MA selaku tokoh politik yang juga anggota DPR-RI periode 2014-2019. Tokoh akademisi, mantan Rektor Universitas Malikussaleh Prof. Apridar SE.M.SI, yang di wakili oleh mantan Ketua LPPM Unimal Yulius Dharma. 

Tokoh militer Letkol Inf. Agung Sukoco S.H selaku Dandim 0103 Aceh Utara. Dan tokoh Pemerintahan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Lhokseumawe, H. Yusuf Muhammad. Menariknya, selain perpaduan pemateri lintas latar belakang, ada juga perpaduan peserta, yakni dari Mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan mahasiswa lintas jurusan di seputaran kampus Lhokseumawe – Aceh Utara.

M. Atar selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengatakan, proses penandatanganan MoU itu butuh waktu panjang dan terwujud sebagai bukti otentik Aceh sudah melakukan perdamaian.

“Seiring berjalannya waktu, akibat dari proses Perdamaian tersebut kita bisa melihat secara langsung perubahan yang signifikan terjadi di Aceh. Seperti halnya pembangunan yang kian terbangun demi terwujud kesejahteraan rakyat,”ungkap M.Atar dalam relisnya kepada aspost.id, kemarin. 

Akan tetapi, saat ini gandang MoU itu terus kita dengungkan kembali agar pemimpin bisa memperhatikan dan mempercantik cita-cita perdamaian. Sebutnya, saat ini seiring bertambahnya pembangunan di Aceh, pihaknya melihat kesejahteraan masyarakat tampaknya masih sedikit terwujud. Oleh karena itu, diskusi publik kali ini Harus menghasilkan satu konsep/ gagasan upaya untuk menciptakan kesejahteraan itu melalui cita-cita perdamaian.

Sementara Wakil Walikota Lhokseumawe, diwakili oleh Mahranbsyah staf ahli walikota, mengatakan, selama 14 tahun perdamaian Aceh, khususnya Lhokseumawe menjadi kawasan yang memiliki keamanan yang kondusif. Kemudian, terus meningkatkan keamanan di lingkungan Pemko Lhokseumawe.

Ia menambahkan dari segi ekonomi memang saat ini terus kita lakukan pembenahan demi terwujudnya keseimbangan antara nilai perekonomian nasional. Sedangkan, pemateri lain Yulius Darma dari akademisi juga menilai indikator kesejahteraan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi harus terwujudnya masyarakat yang mengkonsumsi barang pokok. Kemudian barang tambahan juga harus terpenuhi dan barang berharga juga harus terpenuhi pada setiap individu masyarakat. (as5)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here