ASPOST.ID– PT Perta Arun Gas (PAG) Lhokseumawe, selama ini mendatangkan LNG (gas alam cair) dari British Petroleum (BP) Tangguh,Papua. Pasokan itu dilakukan karena bahan baku gas di Aceh sudah menipis. Untuk tahun 2019, PAG memasok 16 kargo LNG dari BP Tangguh Papua dan untuk 2020 diharapkan meningkat untuk kebutuhan industri di Aceh dan Sumatera Utara.
Perta Arun Gas itu merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina Gas (Pertagas). Pertama kali mendatangkan LNG dari BP Tangguh, Papua, pada Februari 2015 lalu. Pasokan perdana itu sebanyak satu kargo LNG dengan volume 119.000 meter kubik. LNG diterima melalui Regasifikasi dikomplek bekas Kilang LNG PT Arun Lhokseumawe, Aceh. Terminal penerimaan dan regasifikasi Arun berkapasitas 400 juta kaki kubik produksi per hari (MMSCFD).
President Director PT Perta Arun Gas (PAG), Arif Widodo, mengatakan, gas yang dikelola selama ini bukan lagi produk hasil Aceh. Namun, harus memasok dari kilang LNG BP Tangguh, Papua. Walaupun dulu Aceh dikenal dengan pengekspor LNG keluar negeri.
“ Untuk tahun 2019 kita mendatangkan 16 kargo LNG dari Tangguh Papua,”katanya. Kemudian, bahan baku LNG itu baru kita olah di Kilang LNG PAG untuk dijadikan gas serta dipasok ke industri yang ada di Aceh dan Sumatera Utara, melalui jaringan pipa gas Arun-Belawan,”ungkapnya.
Untuk sebagai besar gas ini, sebut Arif, dipergunakan sebagai kebutuhan Pembangkit Listrik Negara (PLN) di Aceh dan Sumatera Utara. Termasuk dipasok kepada sejumlah perusahaan atau industri lainnya.
“Memang kalau dulu Aceh kita sebagai pengekspor LNG, tapi sekarang LNG harus kita pasok diluar Aceh. PAG siap menampung LNG untuk disimpan dan dijadikan sebagai bahan baku gas,”cetusnya. Selain itu, lanjut dia, dengan semakin banyak LNG disimpan maka pihaknya bisa mengubah pola operasi dan bisnis yang dulunya sebatas memuat dan mengeluarkan. (asp)