ASPOST.ID – Ketua Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Provinsi Aceh, Hasbi, S.T., resmi menjalin kolaborasi dengan teknologi pertanian inovatif Pupuk Organik Cair Google P 2000 Z guna mendukung program nasional swasembada pangan. Langkah strategis ini diumumkan bertepatan dengan panen raya demplot padi di Kabupaten Pidie, yang sepenuhnya menggunakan pupuk organik tersebut.
Kegiatan panen bersama ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi mikroba mampu mempercepat masa tanam sekaligus meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Pupuk P 2000 Z merupakan inovasi karya Prof. Ali Zum Mashar, Guru Besar IPB Bogor asal Demak, yang dikenal luas sebagai pelopor teknologi pertanian berbasis mikroba di Indonesia.
Dalam keterangannya, Suryadi, M.J., S.Sos., menjelaskan bahwa penggunaan pupuk ini mampu memangkas masa tanam padi menjadi hanya 75 hari, dengan potensi hasil panen mencapai 9–10 ton per hektare.
Kolaborasi Strategis untuk Ketahanan Pangan Nasional
Pada kesempatan yang sama, Ketua Satgasus Aceh, Hasbi, S.T., secara simbolis menerima bibit unggul Padi Trisakti STII-07 dan Pupuk Organik Cair P 2000 Z dari Prof. Ali Zum Mashar, melalui perwakilan Ketua Umum Koperasi Atjeh Muda Jaya, Suryadi, M.J., S.Sos.
Hasbi menegaskan komitmennya dalam mendampingi para petani di seluruh wilayah Aceh, dengan target menjadikan provinsi ini sebagai model nasional untuk kemandirian pangan berbasis inovasi.
“Ini bukan sekadar eksperimen, tetapi lompatan teknologi. Kami menargetkan minimal 10 hektare demplot di setiap kecamatan di kabupaten/kota se-Aceh,” tegasnya.
Uji Coba Meluas di Seluruh Aceh
Berbagai wilayah di Aceh telah melaksanakan uji coba penggunaan pupuk ini, di antaranya:
Kabupaten Pidie: Dipimpin oleh Ketua DPRK Anwar, S.P., S.H., bersama Tgk. H. Sarjani Abdullah, S.H., M.H.
Aceh Tamiang: Didukung penuh oleh pengusaha H. Kamaruddin Abtami dan anggota DPRA Edy Asaruddin, S.E., dengan alokasi 50 hektar untuk petani lokal.
Aceh Selatan: Diinisiasi oleh Zul, Kepala MAN 1 Aceh Selatan.
Darussalam: Dilaksanakan oleh mantan Geuchik Lamklat, Tgk. Iskandar.
Aceh Utara: Dikoordinasikan oleh H. Asnawi (Toke Nawi).
Aceh Timur (Madat): Diinisiasi oleh Ridwan.
Program ini juga didukung oleh pembangunan sumur bor melalui Dana Desa, yang memungkinkan petani untuk panen hingga empat kali dalam setahun.
Mendorong Generasi Muda dan Ekosistem Pertanian Cerdas
Hasbi juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam membangun masa depan pertanian Aceh yang berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan.
“Kami percaya masa depan pangan Aceh ada di tangan generasi muda mereka yang turun ke sawah bukan hanya membawa cangkul, tapi juga ilmu,” ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Koperasi Atjeh Muda Jaya, distribusi pupuk organik cair P 2000 Z akan diperluas ke seluruh lahan pertanian di Aceh.
Komitmen ini turut didukung oleh Sekretaris Satgasus Saipuddin, J.H., dan Ramly, yang menyambut baik program ini sebagai pendorong utama kemajuan petani lokal.
Visi Kedaulatan Pangan Berbasis Inovasi dan Kearifan Lokal
Suasana penuh semangat dan optimisme dalam acara panen raya ini mencerminkan tekad bersama dalam membangun fondasi swasembada dan kedaulatan pangan nasional yang sehat, berkelanjutan, serta berbasis inovasi dan kearifan lokal.
Dengan teknologi seperti pupuk P 2000 Z, beras organik beraroma pandan bukan lagi sekadar impian, melainkan kenyataan yang memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani.
“Insya Allah, melalui kolaborasi ini petani Aceh akan sejahtera. Semoga bermanfaat bagi seluruh masyarakat tani di Aceh,” pungkas Hasbi, S.T., dalam keterangannya kepada aspost.id,pada Senin (4/8).(asp)
