Kalau Banyak Dosa, Ini Kata Ulama Kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng

Ulama Kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng bersama Abu Manan.

ASPOST.ID– Ulama Kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng, mengatakan, jika seseorang sudah banyak dosa maka segera bertaubat. Tentunya, dengan cara memperbanyak istigfar untuk dosa yang pernah dilakukan dan berjanji dalam hati untuk tidak mengulanginya.

Hal itu disampaikan Abu Paloh Gadeng, yang juga Wakil Ketua MPU Aceh Utara, saat memberikan materi pada  hari kedua Muzakarah Masalah Keagamaan tahun 2019 berlangsung di halaman Masjid Raya Pase di Panton Labu, Aceh Utara, Rabu (20/11/2019).  

Selain Abu Paloh Gadeng, juga hadir sebagai pemateri lain yakni Ketua MPU Aceh Utara, Abu Manan, dan Tgk. H. Helmi Imran, MA. Ulama Kharismatik Aceh ini mengisi materi tentang persoalan taubat dan hati manusia.

Abu menyebutkan, taubat Adam diterima oleh Allah SWT dengan bershalawat (tawasul) melalui/kepada Nabi Muhammad. Doa umat diterima Allah SWT dengan bershalawat tawasul kepada Nabi Muhammad. Kemudian, belajar tentang tasawuf untuk melahirkan sifat terpuji seperti sifat zuhud, tawadhu dan menghilangkan sifat tercela. 

Selain itu, kata Abu Paloh Gadeng hati adalah kekuatan untuk mendapatkan ilmu. Ada dua jenis hati yang dimiliki olah manusia yaitu hati lahmi (hati fisik) berupa segumpal darah. Kemudian  ke dua hati rabbani/sanubari yang berfungsi untuk mendapatkan ilmu dan untuk berpikir.

Menurutnya, tanda hati seseorang masih berdosa yakni masih ada keinginan untuk berbuat dosa dan cukup berat untuk beribadah. Untuk itu, harus segera bertaubat dengan cara perbanyak istigfar untuk dosa yang pernah dilakukan dan berjanji dalam hati untuk tidak mengulanginya.

Sementara Abu Manan dalam materinya menyampaikan, bahwa hanya ada satu jalan untuk memeluk agama Islam, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Sedangkan, untuk keluar dari agama Islam sangat banyak jalannya, baik dengan ucapan atau dengan perbuatan.  

Abu Manan, meminta seluruh masyarakat Aceh dan khususnya masyarakat Aceh Utara agar tidak bersenda gurau dalam persoalan akidah. Hal itu bisa menyebabkan dan membawa seseorang kepada murtad.

Ketua MPU Aceh Utara ini mencontohkan, ketika seseorang bersenda gurau lalu mengucapkan, kalau maksiat jangan tanggung-tanggung atau dengan kalimat lainnya yaitu pakai kafan yang jelek, agar malaikat mengira dia orang yang sudah lama mati. “Dua kalimat itu sangat berbahaya karena menyangkut dengan aqidah dan sekali lagi saya ingatkan jangan pernah bersenda gurau kepada hal-hal yang membuat seseorang menjadi murtad,”ungkap Abu Manan, dalam relisnya kepada aspost.id.   

Sementara Tengku H. Helmi Imran, MA, dalam materi menyampaikan tentang zakat. Menurutnya,  zakat fitrah sesuai dengan mazhab Syafi’I wajib dikeluarkan dari jenis makanan pokok, contohnya beras 2,8 kg. Kemudian dalam mazhab Hanafi zakat boleh dikeluarkan harga kurma, anggur, gandum sebesar 3,8 kg.

Selain itu, Tgk Imran juga membahas menyangkut dengan maksud senif sabilillah, yakni relawan perang (pasukan yang tidak digaji oleh pemerintah).  Dengan demikian, senif fisabilillah bermakna  pasukan untuk memerangi kafir. Ia mengatakan, untuk pola dalam pemberian zakat itu boleh dilakukan secara konsumtif atau secara produktif sesuai dengan fikih. (as1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here