Hingga 7 April, 1.282 Warga Aceh Terdata Sebagai ODP Covid-19

Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani.

ASPOST.ID- Sebanyak 1.282 warga di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, terdata sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Covid-19. Hal itu sesuai dengan update data dari Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, tentang informasi Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Aceh, per tanggal, 7 April 2020, pukul 15.00 WIB.

Data tersebut  merupakan akumulasi kasus yang dicatat dan dilaporkan Gugus Tugas Covid-19 dari 23 kabupaten/kota se Aceh.  Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) Aceh sebanyak 1.282 kasus pada Selasa 7 April 2020.. Ada penambahan sebanyak 43 kasus  jika dibandingkan pada data Senin 6 April kemarin, 1.239 kasus. Sajauh ini, jumlah pasien berstatus ODP yang telah selesai proses pemantauan sebanyak 678 kasus, 604 ODP lainnya masih dalam proses pemantauan petugas kesehatan.

Saifullah Abdulgani  akrab disapa SAG ini kembali mengimbau, agar masyarakat tidak perlu menyikapi berlebihan bila ada warganya yang baru tiba dari wilayah penularan Covid-19, baik dari dalam maupun dari luar negari. Terpenting mereka harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan menjaga jarak antarsesama (physical distancing).

Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), menurut SAG, per hari ini sebanyak 57 kasus, bertambah 2 kasus dibandingkan kemarin, 55 kasus. Dari jumlah itu, 9 pasien masih dirawat di rumah sakit rujukan provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk 1 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, sedangkan 46 orang lainnya telah diperbolehkan pulang.

Di antara 46 pasien berstatus PDP yang perbolehkan pulang oleh tim medis, 3 antaranya merupakan pasien yang telah dinyatakan sembuh dari corona virus. Tim medis menganjurkan mereka untuk  istirahat di rumah selama 14 hari ke depan dalam rangka penyembuhan total.

SAG mengatakan, dengan sembuhnya 3 pasien dari positif Covid-19, maka hingga saat ini Aceh mencatat 2 orang Covid-19, satu orang masih dalam penanganan medis di RSUZA, satu lagi telah meninggal dunia, pada Maret 2020.

SAG melanjutkan, setiap orang yang sakit,  baik ODP maupun PDP,  bukanlah aib bagi dirinya mapun  bagi keluarganya, melainkan musibah. Karena itu wajib berikhtiar untuk sembuh. Caranya  datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Jawab setisp pertanyaan tenaga kesehatan sejujur-jujurnya suapay diagnosanya tepat dan pengobatan efektif (sembuh), anjur  SAG.

Pada sisi lain, lanjut SAG, bagi yang memiliki keluarga, tetangga, atau orang sedesa  yang tatusnya ODP atau PDP, jangan menyikapi berlebihan, seperti mengucilkannya, melainkan memberi dukungan dengan mendorongnya berobat, mendukung isolasi mandiri, dan menjaga jarak saja.  

“Menunjukkan sikap mengucilkan dapat menyebabkan ODP atau PDP itu  menutup diri dan enggan berobat, sementara penularan bisa terus terjadi dan meluas,” pungkas SAG, seperti dilansir harianrakyataceh. (asp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here