Ratusan Napi Lapas Lhoksukon Belajar Ilmu Agama di Dayah Darul Taubah

Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf bersama Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Aceh Utara, Tgk. Abdullah Hasbullah, menyerahkan bantuan 80 kitab yang diterima oleh Kalapas Kelas IIB Lhoksukon, Yusnaidi, SH, Kamis (3/9). asp

ACEH UTARA (ASP)– Sebanyak 333 Narapidana yang menjalani masa hukuman di Lapas Kelas IIB Lhoksukon, menjadi santri Dayah Darul Taubah di dalam Lapas setempat. Pencetusan atau pendirian Dayah Darut Taubah itu merupakan yang pertama di Indonesia pada tahun lalu. Kemudian baru diikuti oleh Lapas-lapas lain diseluruh Indonesia juga mendirikan dayah.

Dayah Darul Taubah Lapas Kelas IIB Lhoksukon diresmikan pada 11 September 2019 lalu, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Utara Tgk. Abdullah Hasbullah, S.Ag, M.S.M bersama Ketua MPU Aceh Utara, Tgk. H. Abdul Manan atau yang sering disapa Abu Manan.  Tentunya, di Lapas Kelas IIB  Lhoksukon merupakan titik awal untuk memberikan ilmu agama dan akhlaqul Karimah kepada seluruh Napi sebagai bekal nantinya sekembali dari masa binaan.

Akhirnya, mereka layak disebut Alumni Santri Dayah/Pesantren Darut Taubah bukan bekas Napi. Apalagi mereka menjadi alim atau guru ngaji ditengah-tengah masyarakat setelah menjalani pembinaan didalam Lapas.

Untuk mendukung proses belajar mengajar di dayah itu, Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf bersama Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Aceh Utara, Tgk. Abdullah Hasbullah, menyerahkan bantuan 80 kitab yang diterima oleh Kalapas Kelas IIB Lhoksukon, Yusnaidi, SH, dan perwakilan narapidana sebagai santri, Kamis (3/9).  

Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf, mengatakan, setahun yang lalu telah mendirikan Dayah Darul Taubah di Lapas Lhoksukon. Kehadiran dayah didalam Lapas itu dibawah pembinaan Pemkab Aceh Utara, MPU Aceh Utara dan Kalapas.

“Hari ini (kemarin,red), kita menyerahkan bantuan kitab dan alquran untuk Dayah Darul Taubah Lapas Lhoksukon. Mudah-mudahan bantuan ini bisa digunakan semaksimal mungkin untuk Lapas dan narapidana sebagai santri,”kata Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf, akrab disapa Sidom Peng, kepada Rakyat Aceh, kemarin. 

Fauzi berharap setelah para tahanan atau narapidana selesai menjalani masa hukuman di Lapas maka sudah memiliki bekal ilmu pengetahuan agama. Karena selama di Lapas selain menjalani masa hukuman juga menjadi santri Dayah Darul Taubah. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Utaa, Tgk Abdullah Hasbullah, menyebutkan, dayah di dalam Lapas Lhoksukon itu selama ini menjadi binaan pihaknya bersama MPU Aceh Utara. “Narapidana selain belajar alquran, juga belajar kitab jawo dan kitab arab di Lapas.  Itu sangat berguna bagi para narapidana dan menjadi alumni dayah Lapas setelah bebas masa hukuman nantinya,”ungkap mantan Sekwan DPRK Aceh Utara dan mantan Sekretaris KIP Aceh Utara ini.

Dilokasi yang sama, Kalapas Kelas IIB Lhoksukon, Yusniadi, mengucapkan terima kasih kepada wakil bupati dan kadis dayah serta rombongan yang begitu peduli terhadap Lapas Lhoksukon. “Bantuan kitab ini sangat berguna untuk warga binaan Lapas untuk mengikuti pengajian sehari-hari,”ucapnya.

Ia mengatakan, program pengajian berjalan setiap hari, kecuali hari libur. Dalam setiap hari itu pengajian diikuti oleh 50 atau 60 narapidana. Karena ruangan sempit maka dari total 333 narapidana dibagi jadwal pengajian.

“Memang selama saya bertugas disini 7 bulan 15 hari banyak kemajuan dalam Lapas, terutama perubahan prilaku narapidana. Mereka selalu dibekali ilmu agama mengikuti pengajian dan shalat lima waktu,”ungkapnya,seperti dilansir harianrakyataceh. (asp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here