ASPOST.ID – Masyarakat di Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Aceh membakar spanduk ucapan selamat kepada Pemerintah atas Pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
Spanduk itu di pasang oleh oknum tak bertanggungjawab di berbagai kecamatan di Kabupaten Bireuen.
Spanduk yang mengatasnamakan masyarakat bertuliskan “Kami Masyarakat Kecamatan Mendukung Pemerintah Dalam Membubarkan FPI”.
Hingga Sabtu (2/1) sore kemarin, spanduk itu dipasang di beberapa titik lintas Jalan Medan-Banda Aceh, yaitu di Matang Glumpangdua, Kecamatan Peusangan, Kecamatan Peudada, Kecamatan Jeunib, tepatnya di depan Polsek Jeunieb dan di Kecamatan Simpang Mamplam.
Spanduk yang dipasang di pagar Kantor Camat Simpang Mamplam berbeda narasi tulisannya dengan spanduk lainnya, dan tertulis jelas di spanduk tersebut dengan mengatasnamakan Paguyuban Anti Radikalisme.
Bertebaran spanduk tersebut di Kabupaten Bireuen telah meresahkan warga, dan diduga ada upaya adu domba hingga sejumlah masyarakat dan pemuda mencopot serta membakarnya. Karena, tulisan tersebut dianggap warga telah mencatut nama masyarakat Bireuen.
Seorang warga Jeunieb, Tgk Saiful Hidayat di sela-sela pencopotan spanduk mengatakan,dirinya mewakili masyarakat Jeunieb tidak terima atas pemasangan spanduk ini. Karena itu, pihaknya menurunkan dan membakarnya spanduk yang tidak bertuan tersebut.
Perlakuan seperti ini, sebutnya, sudah mencoreng nama baik masyarakat Jeunieb. Bahkan, Keuchik setempat tidak tau atas pemasangan spanduk ini dan ia juga mendukung atas pencopotan spanduk tersebut.
“Kami berharap, propaganda seperti ini, tidak terjadi lagi di kalangan masyarakat Jeunieb,” pinta Saiful.
Sementara warga Simpang Mamplam, Tgk Azhari menyebutkan, sebagai masyarakat Simpang Mamplam, kami tidak tahu siapa yang memasang spanduk ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah bertindak tegas membubarkan FPI.
Disebutkan, mereka juga akan mendukung pembubaran FPI apabila organisasi ini bagian dari pemeras atau koruptor uang rakyat. Hingga saat ini, kehadiran FPI tidak pernah kami lihat sebagai pengacau di kalangan masyarakat, bahkan mereka merupakan ujung tombak yang selalu membantu masyarakat Aceh di kala terjadinya bencana. Sebut saja bencana tsunami tahun 2004, ribuan mayat mereka evakuasi.
“Masyarakat Bireuen tidak pernah terlibat dan mendukung dalam pembubaran FPI. karena meresahkan dan ada upaya mengadu domba masyarakat, makanya spanduk yang bertuliskan ucapan mendukung itu dicopot dan dibakar,” sebut Tgk Azhari, seperti dilansir harianrakyataceh. (ap)