ASPOST.ID- Racikan taktik kolektif Zinedine Zidane bersama Real Madrid akan diuji saat bersua rival berat Barcelona di Stadion Camp Nou, Kamis (19/12) dini hari WIB.
Saat beberapa laga terakhir racikan taktik Zidane berjalan positif. Ia berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik seluruh pemain memakai formasi andalan 4-3-3 sehingga membuat tim tidak terkalahkan dalam 11 laga terakhir di semua ajang. Pelatih berusia 47 tahun itu mampu membuat sistem permainan yang membuat Karim Benzema rajin membobol gawang lawan. Penyerang asal Prancis itu sudah mencetak 16 gol dari 21 laga di semua ajang.
Lima belas dari 21 gol Benzema bahkan tercipta di Liga Spanyol. Jumlah gol yang membuat mantan pemain Olympique Lyon sejajar dengan kapten Barcelona, Lionel Messi yang selalu jadi langganan peraih El Pichichi.
Torehan ini tak biasa karena Benzema sebelumnya sosok ‘pelayan’ di lini depan saat Los Merengues masih diperkuat Cristiano Ronaldo. Tugas utama Benzema adalah memastikan CR7 mencetak banyak gol. Di musim ini, Benzema naik kelas sebagai juru gedor utama tim. Peran itu diemban Benzema karena kontribusi Eden Hazard belum optimal sejak bergabung dari Chelsea. Sedangkan Gareth Bale yang menjalani musim keenam di Madrid sempat ditepikan Zidane pada awal musim. Peran Bale diisi bergantian oleh dua pemain muda, Vinicius Junior atau Rodrygo.
Meningkatnya produktivitas Benzema ditengarai karena pendekatan taktik berbeda yang dilakukan Zidane. Kepergian Ronaldo membuat Madrid tidak lagi bergantung pada seorang pemain. Madrid musim ini lebih mengutamakan permainan kolektif untuk mencetak gol. Pendekatan itu pula yang membuat Rodrygo berada tepat di bawah Benzema soal urusan mencetak gol.
Pemain berusia 18 itu sudah mencetak enam gol. Belum lagi mencuatnya Federico Valverde (21 tahun) di lini tengah yang kerap dipercaya mengisi peran Luka Modric. Peran Modric musim ini memang cukup dibatasi karena usia yang tidak lagi muda. Gelandang energik asal Kroasia itu sudah menginjak usia 34 tahun. Meski tak menjelma jadi tim paling produktif, permainan kolektif dan keseimbangan permainan ala Zidane bisa jadi senjata mematikan saat meladeni Barcelona.
Pendekatan tersebut membuat permainan Madrid akan sulit dibaca Barcelona. Madrid bisa saja menghukum Blaugrana lewat serangan yang bermula dari posisi Rodrygo di sisi kanan atau Vinicius di sisi kiri penyerangan.
Permainan kolektif ini membuat lini belakang sulit ditembus karena pemain yang menempati pos penyerang sayap juga wajib membantu pertahanan. Hal ini membuat pertahanan tim ibukota Spanyol semakin kokoh. Di Liga Spanyol musim ini, gawang Madrid jadi yang paling sedikit kebobolan. Gawang Thibaut Courtois baru 12 kali kebobolan berselisih delapan gol dari catatan kebobolan Barcelona (20 gol). (aspost/cnnindonesia)