Walikota: Penanganan Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe Tanggungjawab UNHCR

Pengungsi Rohingya saat dievakuasi dari Pantai Ujong Kecamatan Band Sakti ke Kamp Shelter BLK Kandang Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, pada Senin (7/9) lalu.

ASPOST.ID- Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, menegaskan, penanganan kebutuhan ratusan pengungsi Rohingya yang ditampung di Lhokseumawe menjadi tangggungjawab dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

“Kita Pemko Lhokseumawe menerima muslim Rohingya yang terdampar ke perairan Lhokseumawe hanya demi kemanusian saja, karena mereka butuh pertolongan,”ucap Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, kepada Rakyat Aceh, Selasa (8/9).

Ia mengatakan, saat ini 297 muslim Rohingnya sudah ditampung di halaman gedung BLK Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe bersama muslim rohingya lainnya yang sudah duluan berada penampungan.

Untuk sementara waktu, ratusan pengungsi Rohingya itu tinggal di tenda-tenda yang telah dibangun di halaman gedung BLK setempat, karena tidak muat semuanya dalam gedung.

“Untuk penanganan secara menyeluruh terhadap muslim Rohingya itu sebenarnya menjadi tanggungjawab UNHCR bersama LSM Internasional. Kita dari Lhokseumawe hanya menyediakan fasilitas atau tempat penampungan sementara,”katanya.

Menurut Suaidi Yahya, Pemko Lhokseumawe membantu ratusan muslim rohingya itu dalam misi kemanusian, karena memang harus dibantu dan mereka juga manusia.

“Jadi bukan berarti masyarakat kita yang miskin di Lhokseumawe kita abaikan, kan tidak mungkin kita tolak kehadiran muslim Rohingya ke Lhokseumawe,”ungkapnya.

Apalagi, berdasarkan keterangan dari muslim Rohingya, mereka bukan tujuan ke Aceh tapi ke negara ketiga yang mau menampungnya. “Ya karena Aceh berada di jalur Selat Malaka, mungkin kapal mereka terdampar ke perairan Aceh atau Lhokseumawe,”ucapnya.

Untuk itu, ia juga meminta kepada semua pihak atau donator yang ingin membantu muslim Rohingya demi kemanusian dipersilahkan. “Perlu diingat keberadaan mereka di Lhokseumawe hanya sementara sambil menunggu keputusan UNHCR untuk membawa mereka ke negara ketiga,”ujarnya.

Rapid Test Digelar
Sementara itu, lanjut Walikota sejak Senin kemarin hingga Selasa (8/9) para muslim Rohingya itu menjalani rapid test untuk mengetahui apakah mereka reaktif atau non reaktif. Namun, jika ada diantara mereka yang reaktif maka akan dilakukan swab. Hasilnya, 294 warga etnis Rohingya itu setelah menjalani rapid test hasilnya non reaktif.

Selain itu, hingga saat ini berdasarkan informasi dilapangan, 5 perempuan pengungsi Rohingya dilaporkan melarikan diri dari BLK Meunasah Mee Kandang, Senin pagi (7/9).

Pengungsi yang kabur ini merupakan etnis Rohingya yang terdampar di pantai Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara (25/6) lalu.

Adapun nama -nama yang meninggalkan BLK adalah 1. Dilkayas (28) status Perempuan, 2. Jannatarah (26) status perempuan, 3 Setarah Bigum (18) perempuan, 4 Rumanah Aktor (7) perempuan dan 5. Jasmin (7).

Khususnya, kepada ratusan pengungsi Rohingya yang terdampar pada Senin (7/9) lalu, yang menempati kamp Selter BLK Kandang, terlihat beberapa perempuan dengan wajah-wajah kelelahan setelah berbulan-bulan berada di laut. (asp/ra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here